Minggu, 08 November 2015

Patung Nyi Roro Kidul


Aku terbangun karena dikagetkan oleh suara jam yang menunjukan pukul 12 malam. Aku berjalan

keluar dari ruang kerjaku dan beranjak menuju dapur untuk kembali membuat segelas kopi hitam

berarti sudah gelas ke 5. Pekerjaanku kali ini mengharuskanku bergadang terus untuk menyelesaikan

deadline terakhirku yaitu membuat sebuah patung.

Malam itu aku tidak berada dirumahku sendiri, aku berada di rumah almarhum kakek. Aku sekarang

mengerjakan tugas deadline ku disini, karena dulu kakek merupakan seorang seniman. Alat-alat

untuk membuat karya seni semuanya lengkap disini. Sayangnya kakek sudah meninggal, kalo saja

beliau masih ada pasti aku akan dibantunya untuk mengerjakan tugas ini.

Aku pun berjalan keruang kerjaku dan kembali memegang tanah liat untuk membuat patung seorang

wanita. Sebuah patung seorang wanita yang kita kenal sebagai kanjeng ratu nyi roro kidul, inspirasi

utamanya adalah sebuah lukisan nyi roro kidul buatan kakek yang terpampang diruang kerja ini dan

yang aku jadikan sebagai contoh untuk patungku ini.

Pekerjaanku belum sampai setengah jalan, baru menyelesaikan dari perut ke bawah. Sebenarnya

tanahku sudah mau habis, terpaksa aku keluar dan mulai mencari tanah disekitar rumah kakek.

Dengan berbekal senter aku mencari tanah dan aku mulai menyusuri daerah sekitar, sekelilingnya

memang pepohonan yang rimbun dan juga daerah pesawahan.

Aku pun mulai meraba-raba tanah yang kira-kira cocok, dan tiba-tiba lalu seketika aku terdiam

mendengar suara seperti anak ayam. Aku menengok dan menyorot senter disekitar, tapi tidak ada

ayam sama sekali. Aku lanjut mencari tanah dan akhirnya aku menemukan tanah yang cocok, berada

dekat rimbun pohon-pohon pisang.

Aku mulai mengeruk-ngeruk tanah itu dan memindahkannya kedalam karung. Aku menyimpan

senterku di tengah batang daun pisang agar bisa menerangi tanah itu. Dan sesekali masih terdengar

suara anak ayam mengitariku, aku coba untuk memanggil anak ayam itu tapi tidak berhasil.

Malahan, suara itu semakin menjauh sekarang dan ketika suara itu semakin menjauh.

Tiba-tiba aku merasa ada bayangan yang lewat didepan senterku dan sepertinya bayangan itu

mengenai senter itu hingga terjatuh. Seketika keadaan menjadi sangat gelap, mungkin hanya angin

yang membuat senterku jatuh. Aku meraba-raba ketanah untuk mencari senter yang jatuh dan mati

itu. Ketika aku meraba, aku memegang sesuatu.

Sebuah benda keras namun itu bukan senter yang aku cari. Benda ini bentuknya persegi dan terukir

seperti pahatan, tangan kiriku masih memegang benda asing itu dan tangan kananku mulai

mencari-cari lagi ke tanah dan akhirnya aku mendapatkan senterku. Karena penasaran aku langsung

menyalakannya dan mengarahkan senterku ke benda yang aku pegang itu.

Dan ternyata benda itu adalah nisan, dan posisiku bersimpuh sekarang ini ternyata tepat diatas

sebuah kuburan. Aku kaget dan panik bukan main, jantungku berdetak sangat kencang lalu

perasaanku mulai tidak enak dan tiba-tiba bunyi anak ayam pun mulai terdengar kembali. Kali ini

suara anak ayam itu terdengar sangat jelas.

Sepertinya berada diatasku, dan saat aku melihat ke pohon pisang yang ada diatasku. Sesosok wanita

dengan rambut panjang dan badannya terbalut kain putih sedang berdiri dibalik batang pohon pisang

itu terlihat wajahnya sangat menakutkan seperti bekas tersiram air panas. Suara anak ayam itu

sangat jelas berasal dari mulutnya yang sangat menakutkan dan semakin lama berubah menjadi suara

tertawa cekikikan yang sangat menyeramkan.

Spontan aku membanting senter ke arah sosok itu, dan sosok itu melayang ke atas sambil di iringi

suara tertawa cekikikan. Aku langsung berdiri dan berlari namun aku terjatuh karena menginjak batu

nisan yang lainnya. Aku tidak memperdulikannya dan kemudian bangkit lagi berlari masuk ke dalam

rumah, aku segera mengunci pintu dan mengurung diri didalam ruang kerjaku.

Jantungku seakan mau lepas karena berdetak sangat cepat, keringat dingin mulai mengucur dan

belum sempat aku mengatur napas. Terdengar ada seseorang mengetuk pintuku, awalnya aku

berpikir mungkin ada seseorang yang mendengar teriakanku dan mungkin akan membantuku namun

ternyata semua pintu dan kaca rumah ini digedor sangat keras.

Aku menutup telingaku dan berteriak sekencang-kencangnya, sesaat kemudian semuanya menjadi

terang dan tidak ada suara yang mengetuk lagi dan tiba-tiba saja aku seperti melihat ada bayangan

yang lewat, ataukan lampu ini mulai akan mati. Aku bangkit perlahan dan mulai melihat ke arah

jendela untuk memastikan diluar tidak ada apa-apa.

Dari pantulan kaca jendela itu aku melihat bayangan wajahku sendiri, dijendela yang berada

diseberangku itu. Aku beranjak sedikit tapi bayangan wajahku yang ada dijendela itu tidak ikut

bergerak. Aku perhatikan dengan jelas ketika aku memegang pipi tidak ada bayangan tanganku

disana. Aku perhatikan lagi tapi, tangan itu mulai bergerak ternyata itu adalah bayangan sosok

seorang wanita dan wajahnya itu persis seperti yang aku lihat di pohon pisang tadi.

Rusak, tidak beraturan seperti bekas tersiram air panas dan sosok itu mulai terlihat jelas dan dia

mulai mengetuk-ngetuk lagi jendela namun bukan dengan tangan tapi dengan dahinya. Aku seakan

dipaksa untuk melihat terus sosok itu, badanku sama sekali tidak bisa digerakan. Aku mulai membaca

doa yang aku hapal didalam hati.

Semakin aku membaca doa, semakin gencar aku mendengar teriakannya. Teriakan itupun semakin

menjauh dan berubah menjadi suara tertawa perempuan. Semakin lama suara itu semakin hilang, aku

pun mencoba menarik napas dan menenangkan diri. Dan suara adzan awalpun mulai terdengar, aku

duduk dan mengambil gelas kopi yang aku buat tadi.

Saat aku akan meminum kopi itu, ternyata rasanya sudah berubah. Aneh sangat tidak enak bahkan

sama sekali tidak terasa seperti kopi. Tanpa memperdulikannya aku pun berencana ingin tidur saja,

saat aku akan beranjak masuk ke dalam kamar. Aku merasa ada yang aneh, patung yang aku buat itu

sekarang bertambah sudah selesai sampai bagian leher bahkan tangannya pun sudah jadi.

Sangat aneh sekali, padahal terakhir aku ingat sekali saat aku mengerjakannya masih sampai dibagian

perut. Bulu kuduk seketika langsung berdiri semua, aku menutup pintu ruang kerja dan aku pun

menyegerakan untuk tidur. Saat tidur itulah didalam mimpi, aku didatangi almarhum kakek dan

berkata dalam mimpiku itu bahwa patung nyi roro kidul itu jangan diteruskan dan harus dihancurkan

untuk kebaikan diriku juga.

Aku sedikit tidak paham, aku bangun dan kembali melihat keruang kerja. Patung nyi roro kidul, dan

patung itu membuatku merinding. Sebuah patung nyi roro kidul tanpa kepala, aku keluar dan melihat

ke kebun pisang itu ternyata memang disana ada sebuah kuburan. Dari nisan tersebut sepertinya itu

kuburan wanita dan akhirnya ada seorang bapak-bapak menghampiriku dan bertanya, aku pun

menceritakan kejadian semalam dan memperlihatkan patung itu.

Bapak itupun mengungkapkan sebuah misteri yang akhirnya baru aku tau bahwa menurut cerita

orang sekitar, kakek-ku itu adalah pengikut nyi roro kidul dan kuburan yang ada di pohon pisang itu

adalah kuburan salah satu pembantu dirumah ini yang meninggal tidak wajar saat kakek sedang

menyelesaikan lukisan nyi roro kidulnya. Aku pun lalu teringat pesan kakek di dalam mimpi agar

tidak menyelesaikan patung nyi roro kidul.

0 komentar:

Posting Komentar