Minggu, 17 Januari 2016

Jangan Buang Pembalut Sembarangan



Jaman dahulu saat ibu saya masih sekolah ada suatu urban legend di bumi perkemahan yang saya sendiri lupa namanya.Suatu ketika ada segerombolan pramuka yang sedang camping di lokasi.Entah karena tergesa-gesa ada seorang anak yang lupa membawa bekalnya,sehingga dia hanya makan pemberian teman-temannya.Malam yang dingin membuat anak itu kembali lapar, anak itupun mencari snack atau apapun yang bisa dimakan.Teman satu tenda pun terjaga dan mendapati sosok anak itu keluar tenda. satu hal yang membuat anak yang terbangun itu heran, karena didekat lokasi kemah terdapat warung yang sangat ramai.Gelak tawa bapak-bapak yang jajan di warung itu seakan akan meriah sekali suasana nya.Anak yang lapar itu terus berjalan menghampiri warung tersebut tanpa menghiraukan teriakan teman yang terjaga tersebut.Teriakan anak tersebut memanggil-manggil temannya,sehingga membuat anggota lain terbangun dan dalam sekejap warung tersebut lenyap dan tersisa hanya hutan yang gelap.Anak itu pun bercerita kepada pembina nya tentang kejadian yang ia lihat.Lalu sang pembina segera membuat regu pengejar.

Matahari bersinar cerah,

suara binatang hutan sangat indah,

segerombol pramuka berbaris pulang,

ditemani duka karena kehilangan teman…

segerombol pramuka berbaris pulang,

ditemani duka karena kehilangan teman…

Ternyata diperkampungan mereka sudah diberitahu bahwa ada urban legend dibumi perkemahan tersebut, warung ditengah hutan yang mencari korban.Korban takkan bisa dicari karena sudah berbeda alam,tapi ada juga yang ditemukan sudah tidak bernyawa ditempat-tempat yang diyakini angker.Cerita tersebut disampaikan warga saat ibu saya tengah membeli keperluan camping didesa tersebut ( maaf  lupa nama desanya).



Bertahun-tahun kemudian,tetangga saya sebut saja mbak L (nama disamarkan) mengadakan perkemahan ditempat tersebut.Sejak berangkat,ibu mbak L sudah was-was,takut terjadi sesuatu tapi mbak L tetap berangkat dengan alasan “lulusan sekolah” .Awal perjalanan tak ada hambatan,lokasi pun sudah dibuat seaman mungkin sehingga urban legend warung ghaib tak bisa muncul (warga mendirikan warung-warung 24 jam didekat lokasi).

Menurut cerita yang saya dapat dari keluarga mbak L, Mbak L membuang pembalut disebuah pohon, tapi ada yang bilang bersendau gurau disalah satu akar pohon sehingga penghuninya marah dan merasuki mbak L.Dia menangis,tertawa, mencakar dan mencekik temannya.Pembina sudah melakukan pertolongan pertama sperti kebanyakan cara untuk mengatasi kerasukan,dan alhamdullillah berhasil dan acara pun dihentikan dan mereka pulang.

Saya siang itu main kerumah mbak L,saya masih SD heran,kok banyak orang berkerumum.Ternyata MG tersebut mengikuti sampai kerumah.Ibu mbak L dicakar dan dimaki-maki,semua saudara yang ada segera berkumpul,ada yang baca doa ,ada yang memijat ,ada yang mengoleskan balsem,dan lain-lain, saya? apa yang bisa diharapkan dari anak SD?ya cuma nonton dan berharap bertambah seru.

Singkat cerita,kejadian berulang-ulang hingga akhirnya dipanggilkan kakek dari desa,lalu MG itu dimasukan botol yang ditutup dan dibuang ke laut .Yang lucunya, tuh MG minta ongkos pulang saat diusir sang kakek,bahkan mengancam akan terus kembali kalau diusir.Dan ternyata dia tepat janji…..sudah beberapa kali diusir tetap kembali,dan akhirnya dibuang kelaut.Mengingatkan saya tentang lagu “cewek matre ,kelaut aje”.

Sejak kejadian itu…rumah mereka sering ditempati makhluk halus,tiap kali diusir,pasti ada MG yang baru lagi dan ternyata masih ada hubungannya dengan cerita saya yang berjudul “forbidden uplair” tentang kemunculan makhluk-makhluk ghaib ini.



Sekian…

Trima kasih…

0 komentar:

Posting Komentar